Bismillah,,
Alhamdulillah, bisa meneruskan menulis unek-unek yang sebelumnya sudah saya paparkan pada postingan
"Bisnis Itu Soal "Mau"". Kali ini saya akan lebih fokus pada tahapan-tahapan
bisnis yang saya lakukan. Ada banyak tahapan tentunya, tapi saya akan membagi dalam beberapa postingan agar tidak "eneg" membacanya (biasanya, kalo saya lihat tulisan banyak. Belum di baca dah ditutup duluan). Pada kesempatan ini, saya ingin ngobrol-ngobrol mengenai tahapan pertama ketika
memulai bisnis, yaitu
"Survei Pasar".
Bisnis yang saya angkat sebagai insprirasi dari beberapa postingan terakhir adalah
bisnis online. Begitu juga dengan tema tulisan kali ini. Saya akan membahas
survei pasar dari kacamata
online shop.
Mau bisnis aja kok harus survei pasar?
Ya iya lah, masa ya iya dong. Masa iya mau bisnis cireng yang targetnya masyarakat, lokasinya di kampung cireng (yang banyak jualan cireng). Sudah susah lakunya karna semua orang bisa bikin cireng (di lokasi tersebut), ngambil untung ga bisa gede soalnya banyak pesaing. Namanya aja kampung cireng.
Ya, ini salah satu ilustrasi kasus yang membuktikan bahwa survei pasar sebelum bisnis itu penting.
Ya, kalo kaya gitu mah semua orang juga bakal melakukan hal yang sama kali sebelum melakukan bisnis. Ya mungkin, itulah yang saya maksud dengan survei pasar. Jangan terjebak dengan kata-kata keren SURVEI. Jangan mikir kalo yang namanya SURVEI itu keren, ribet, susah, dkk. Melihat banyak dan beragamnya para pedagang disekitar juga sudah merupakan sebuah aktivitas pengamatan, penyelidikan atau SURVEI PASAR.
Contoh, sebelum saya menjual tools poles batu akik, saya mencari tau harga di material atau toko teknik terlebih dahulu (itu pun karena sedang butuh).
Ternyata, harganya berkisar antara 25rb hingga 45rb, tergantung besar kecilnya. Karena membutuhkan minimal 5pcs, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membelinya. Putar otak, akhirnya saya memutuskan untuk mencari spon bekas di sawah, selokan, demi memenuhi hasrat untuk memiliki spon poles batu akik. Singkat cerita, setelah "kukurusukan" di sawah, saya dapat spon bekas dengan ketebalan kurang lebih 10mm. Dan saya buat untuk bantalan poles. Ternyata, hasilnya tidak mengecewakan. Bahkan, menurut saya, dengan teknik pembuatan yang tidak sengaja saya lakukan, fungsi utamanya bisa menyamai spon yang dijual di toko teknik.
Selain bertanya langsung pada beberapa toko teknik dan toko bangunan, saya juga menyempatkan untuk meliha-lihat varian tools yang secara fungsi sama melalui website-website toko online. Mengingat sekarang sudah ada tokopedia (itu yang iklannya ilang sandal -versi ramadhan-), bukalapak, serta toko online lainnya, tentu sangat memudahkan saya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 1 website, berjuta produk dan penjual. Saya bisa melihat harga yang bervariatif, mulai dari yang paling murah, hingga yang paling mahal. Dari sinilah langkah awal saya untuk mencoba meramaikan khasanah perbuatu akikan di negeri Indonesia dimulai.
Agar tidak kebawa mimpi, saya langsung memutuskan untuk mencari tau harga bahan baku yang dibutuhkan supaya bisa segera diketahui berapa
ongkos produksinya.
Untuk membahas mengenai
survei bahan baku, akan saya sajikan secara ekslusif pada post tersendiri. Mari kita lanjut membacanya pada post berikutnya tentang Survei Bahan Baku
>>Lihat Pembahasan Survei Bahan Baku Disini!!<<.