Saat tulisan ini mulai digarap, jujur saya belum tau judul apa yang bisa menggambarkan konten didalamnya. Yang jelas, saya punya unek-unek yang ingin diutarakan dalam tulisan ini. Unek-unek ini muncul dari berbagai latar belakang. Salah satunya adalah dari berbagai status facebook yang melintas di wall saya. Oke, tema besarnya adalah tentang sifat "belikan".
Belikan, merupakan istilah sunda. Dalam bahasa jawa, belikan sama maknanya dengan sifat "mutung". Atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan sikap mudah tersinggung. Mungkin akan lebih mudah dipahami jika digambarkan dalam sebuah cerita. Begini ceritanya, suatu saat ada 2 orang adik kaka yang berniat ingin membeli topi untuk si akang. Teteh pun mengajak akang untuk bersiap-siap berangkat membeli topi ke kota. Sesampainya dikota, teteh meminta akang untuk mengambil uang di ATM. akang pun dengan senang hati melangkahkan kakinya untuk mengambilkan uang melalui ATM. Singkat cerita, uang sudah ada ditangan. Selanjutnya adalah memilih topi yang memang sudah direncanakan sebelumnya. Kedua kakak beradik tersebut akhirnya memilih topi yang didisplay di etalase toko. Si akang minta teteh untuk ikut memilihkan, hingga akhirnya si teteh menawarkan salah satu model topi yang menurutnya bagus. Akan tetapi, yang terjadi adalah akang malah marah karena topi yang dipilihkan tidak sesuai dengan seleranya. Bahkan, akang malah berniat untuk meninggalkan toko. Hingga akhirnya, niat membeli topi yang sebelumnya telah direncanakan, gagal hanya karena akang "belikan" atau "pundungan".
Pelajaran apa yang bisa ditarik dari cerita di atas? Sikap "belikan", memang merupakan sifat manusiawi. Semua orang, memiliki potensi untuk bersikap seperti itu. Tapi, apakah tujuan awal yang direncanakan dalam cerita tersebut terlaksana? Jawabannya tentu tidak. Alasannya? Menurut saya, alasan kegagalan rencana hanya karena perbedaan selera. Itupun tidak memaksa akang untuk membeli apa yang teteh pilihkan. Hanya saja, sikap akang yang "belikan", merasa tersinggung atas tawaran pilihan teteh.
Poinnya adalah, sikap belikan hanya akan menghalangi kemajuan. Sikap belikan lahir dari pribadi yang tertutup. Apakah akang tidak bisa menolak kemudian memilih model lain? Saya kira sangat bisa. Apa susahnya menolak, kemudian memilih model lain? Saya kira dengan menolak tawaran model yang teteh ajukan, kemudian memilih model lain sesuai selera, justru akan lebih baik. Disamping itu, rencana baik yang sejak awal direncanakan juga akan tetap terlaksana.
Mari berpikir lebih dewasa, terbuka, tentunya untuk kehidupan yang lebih baik. Selalu berpikir positif, agar bisa menjaga kebersihan serta memperbesar peluang kehidupan yang selalu membaik. Semoga kita selalu dibimbing, diberi hidayah dan taufiq, untuk senantiasa memperbaiki diri, memperbaiki cara pandang, memperbaiki kualitas kehidupan dalam bersosial.