Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif . (dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang khusus).
“Metode deduksi adalah penarikan kesimpulan dr keadaan yg umum; penyimpulan dr yg umum ke yg khusus;”
“Metode Induksi adalah metode pemikiran yg bertolak dr kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yg umum; penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus;”
Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga proses “Logico-hypotetico-verifikatif" atau “deducto-hypotetico-verifikatif”, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) Merumuskan masalah, (2) Menyusun kerangka berfikir (3) Merumuskan hipotesis, (4) Menguji hipotesis, dan (5) Menarik kesimpulan (Suryana, 2000).
Dari pemaparan ini, bisa ditarik benang merah bahwa ilmu pengetahuan lahir dari sebuah proses yang dibingkai dengan metode ilmiah. Diawali dengan proses merumuskan masalah, kemudian dilanjutkan dengan proses penyusunan kerangka berfikir, selanjutnya merumuskan hipotesis untuk kemudian di uji hingga bisa ditarik simpulannya. Ini semua tidak akan bermakna apabila didalamnya tidak mencerminkan aspek-apsek etimologi, epistemologi, dan aksiologi secara utuh.