Kajian mengenai
masalah dalam proses penyusunan skripsi yang sedang dibaca ini, diilhami oleh kegelisahan saya melihat banyaknya mahasiswa yang kuliahnya mandeg karena terhambat dalam proses
penyusunan tugas akhir. Saya membayangkan, ketika orang tua bersusah payah untuk mencari uang agar bisa menutupi biaya pendidikan di jenjang perguruan tinggi selama kurang lebih 4-5 tahun (waktu normal), akan tetapi belum memperoleh hasil. Dalam hal ini, yang saya maksud adalah kebaggaan orang tua, untuk melihat anaknya sukses menyelesaikan perkuliahannya, yang ditandai dengan Ijazah, prosesi wisuda, serta sebelbrasi lainnya. Bahkan, tidak sedikit yang harus mengeluarkan biaya ekstra untuk keperluan
penyusunan tugas akhir, apalagi yang proses penyusunannya molor dari jadwal yang seharusnya. Bagi orang tua, saudara, dan keluarga, keberhasilan kita dalam menempuh pendidikan merupakan sesuatu hal yang layak dibaganggakan, merupakan hal yang bisa memberi rasa bahagia.
Dari cerita di atas, saya ingin berbagi pengalaman ketika menyusun tugas akhir. Mudah-mudahan pengalaman yang saya share melalui tulisan ini, bisa memberi motivasi aga
proses penyusunan tugas akhir bisa berlangsung dengan lancar. Maka dari itu, saya akan coba memaparkan mengenai
masalah dalam proses penyusunan skripsi. Dari sekian cara yang sering di tulis baik dalam buku maupun artikel online, ada hal yang jarang di bahas yaitu apa saja yang menjadi penyebab munculnya hambatan-hambatan dalam penyusunan skripsi. Oleh karenanya, mari kita identifikasi masalah yang menjadi penyebab munculnya hambatan dalam penyusunan skripsi sebagai berikut:
Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah karena Mahasiswa yang Shock/Kaget
Maksudnya apa? Begini, tidak bisa dipungkiri bahwa di era yang serba mudah seperti yang sedang kita alami ini, ketergantungan manusia terhadap kemudahan yang ditawarkan dunia maya itu sangat tinggi. Ada sisi positif, ada pula sisi negatifnya. Sisi positifnya, kita menjadi semakin mudah untuk mencari alternatif referensi, dari berbagai sumber. Akan tetapi, kemudahan ini juga bisa menjadi bumerang, ketika kita memutuskan untuk menduplikasi sumber-sumber yang diperoleh secara online untuk dijadikan bagian dari apa yang kita susun dalam sebuah karya ilmiah. Secara psikologi, kita tidak terlatih untuk berimprofisasi, bekerja keras menyusun sebuah karya tulis ilmiah, bahkan kita tidak terbiasa dengan kaidah-kaidah baku dalam penulisan karya ilmiah
(silahkan baca : Penjelasan Metodologi Penelitian). Sehingga, ketika kita dituntut untuk membuat sebuah karya ilmiah, dengan seluruh kaidah-kaidah baku yang harus dipenuhi, ditambah sistem supervisi melalui beberapa dosen pembimbing, tentu kita tidak siap dengan mekanisme seperti itu. Bagi mahasiswa bermental "bandel", ini merupakan tantangan untuk belajar membiasakan menulis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Tentu saja, coretan-coretan dosen yang ada dalam setiap lembar hasil kerja kita, merupakan sebuah bagian dari proses membuat skripsi. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah setiap mahasiswa sudah siap diperlakukan seperti ini? Ow,,,,,,,, tentu jawabannya adalah lebih banyak mahasiswa yang tidak siap, dibanding dengan mahasiswa yang siap. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, ada mahasiswa yang depresi karena permasalahan ini. Terus cara menanggulanginya bagaimana? Nanti kita akan urai.
Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah karena Mahasiswa dan Dosen berbeda cara pandang
Kasus ini, lumayan berat karena tidak hanya menimpa mahasiswa yang "malas" saja. Kasus ini juga sering terjadi pada mahasiswa yang rajin bimbingan. Mengapa bisa menghambat? Begini, individu sekarang itu merupakan akumulasi dari seluruh kejadian yang menimpanya di masa lalu. Akumulasi kejadian itu meliputi banyak hal, termasuk dalam hal latar belakang pengetahuan. Perbedaan ini, akan membentuk daya tarik pada hal-hal tertentu, dimana daya tarik ini bersifat unik. Artinya, pasti berbeda antara individu satu dengan lainnya. Dalam konteks penyusunan tugas akhir, walaupun sudah dibatasi oleh pilihan tema tertentu. Karena perbedaan ini, fokus kajian antara yang ingin diuraikan oleh mahasiswa belum tentu sama dengan apa yang dipikirkan oleh dosen pembimbing. Semakin jauh perbedaan ketertarikan akan masalah yang ingin dibahas, maka akan semakin alot. Contoh, tema skripsi yaitu berbicara tentang "permasalahan perbankan syari'ah di Indonesia". Mahasiswa, dengan berbagai latar belakangnya, memilih menguraikan tema tersebut dengan mengkaji kebijakan moneter yang tentu merupakan bagian dari permasalahan perbankan syari'ah di indonesia. Pertimbangannya adalah, kebijakan moteneter merupakan rel/panduan yang nantinya harus diturunkan dalam hal-hal teknis dalam perbankan. Sehingga, pengaruhnya sangat lah besar. Dan kontribusi variabel kebijakan moneter terhadap perbankan syari'ah, juga sangat besar. Akan tetapi, dosen memiliki cara pandang lain, dimana cara pandangnya berbeda dengan mahasiswa. Jika dipaksakan harus menggunakan cara pandang dosen, belum tentu mahasaiswa bisa mengikutinya. Hingga akhirnya, berpotensi menjadi salah satu penyebab mandegnya penyusunan skripsi.
Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah karena Dosen yang sibuk
Bisa dikatan bahw,,,,
(bersambung : baca Masalah dalam Proses Penyusunan Skripsi #2)