Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah karena Dosen yang sibuk
Bisa dikatan bahwa permasalahan ini, merupakan masalah klasik. Walaupun demikian, faktor dosen pembimbing yang sibuk, masih menjadi salah satu faktor perhambat stadium tinggi dalam penyusunan skripsi. Bayangkan, ketika kita sedang giat-giatnya berkunjung ke perpustakaan, menginventarisasi ide, gagasan, yang akan diuraikan dalam tugas akhir yang sedang di garap, kemudian diserahkan kepada dosen pembimbing. 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, hasil kerja kita belum disentuh sama sekali. Bukan tidak mungkin, kita kehilangan momentum semangat mengerjakan tugas akhir. Kemudian melampiaskan pada kativitas lain seperti game, dll. Yang akhirnya, hasrat untuk menyusun skripsi telah tergantikan oleh rutinitas game yang selalu menggoda iman mahasiswa.
Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah karena Mahasiswa yang males
Rasa males itu merupakan musuh bersama yang bisa menghinggapi siapa saja. Mulai dari anak kecil hingga yang sudah dewasa, penjahit hingga penjahat, rakyat hingga pejabat. Orang sukses adalah orang yang bisa melawan rasa malasnya sendiri. Begitu pula yang terjadi dengan mahasiswa. Dalam beberapa kasus, rasa bisa malas lahir dari faktor-faktor di atas. Dalam bahasa ekonomi, rasa malas merupakan produk derivatif dari masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas.
Hambatan dalam Penyusunan Skripsi adalah Ketergesaan
Ini yang jarang di bahas. Tidak banyak yang tau bahwa proses penyusunan skripsi, harus memenuhi watku minimum yang harus ditempuh. Ada yang menggunakan standar waktu seperti 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dll. Ada yang menggunakan standar pertemuan seperti 8 kali bimbingan, 9 kali bimbingan, 10 kali bimbingan, dll. Jadi, selama waktu penyusunan belum melampoi batas minimum yang harus dipenuhi, maka bisa dikatakan bahwa proses penyusunan tersebut masih dikatakan dalam ambang normal (tidak bermasalah). Kensekuensi ketika waktu minimum ini tidak terpenuhi adalah sanksi dari lembaga akreditasi seperti BAN-PT dll. Waktu minimum masing-masing perguruan tinggi berbeda satu dengan lainnya, tergantung akreditasinya, serta kebijakan dari perguruan tinggi tersebut. Untuk memastikannya, lebih baik pelajari kembali buku panduan penyusunan tugas akhir.
Dari pengetahuan mengenai
masalah-masalah yang muncul dalam proses penyusunan skripsi seperti yang dipaparkan dalam artikel ini, paling tidak akan memberikan gambaran sehingga kita bisa lebih siap untuk menghadapi proses penyusunan skripsi. Nah, dari masalah-masalah di atas yang berpotensi menjadi penghambat dalam proses penyusunan skripsi, mari kita coba tarik hikmah serta cara mengatasi masalah-masalah tersebut. Khusus untuk
cara mengatasi hambatan dalam menyusun skripsi, dipaparkan pada artikel sendiri dengan judul
cara mengatasi hambatan dalam menyusun skripsi (silahkan lihat : cara mengatasi hambatan dalam menyusun skripsi)