Bagi saya,
strategi pemasaran adalah mengenai
passion. Akan tetapi, tidak bisa lepas dari produk yang dijual. Proses
menentukan strategi pemasaran juga tidak kalah penting dibandingkan dengan langkah sebelumnya dalam upaya membidik peluang bisnis. Seperti
survei pasar,
survei bahan baku, dan
estimasi biaya. Mengapa penting? Ya karena ini merupakan
finishing touch, dalam rangka menyampaikan informasi, sekaligus pilihan metode penawaran produk yang kita jual kepada konsumen. Dalam konteks
internet marketing, promosi dengan penjualan sering kali tidak bisa terpisahkan. Penyajian informasi yang baik, bisa menjadi jembatan untuk melakukan penjualan.
Kembali pada pembahasan, strategi pemasaran sangat tergantung orang yang ingin menjalankannya. Bagi wiraswastawan yang handal, strategi pemasaran bisa dilakukan mulai dari dor to dor, membuka "warung", dll, yang dilakukan secara langsung (offline). Bagi wiraswastawan yang memperlakukan aktivitas bisnisnya sebagai side job, strategi pemasaran dengan sistem
online marketing tentu akan lebih cocok. Disela-sela kesibukan, kita bisa tetap memantau permintaan konsumen melalui gadget. Setelah waktu luang, kita bisa memproses pesanan yang sudah direspon sebelumnya. Untuk lebih rincinya, saya akan bagi pembahasan mengenai strategi pemasaran dalam 2 pendekatan.
Pemasaran Offline
Maksudnya adalah strategi pemasaran konvensional yang biasa dilakukan oleh para wirausahawan pada umumnya. Seperti membuka toko, memasang pamflet, spanduk, menawarkan kepada orang-orang di jalanan, mengajak orang untuk membeli produk kita, mengikuti pameran-pameran, dll. Cara ini memang ampuh, apalagi produk yang dijual merupakan produk yang banyak dibutuhkan. Akan tetapi, bagi sebagian orang, cara seperti ini juga bisa menjadi hambatan untuk memulai bisnis. Misal, bagi orang yang tidak terbiasa berkomunikasi atau dalam bahasa sunda dikenal dengan istilah "cool-eun". Bisa jadi upaya yang telah dilakukan mulai dari langkah-langkah pra-produksi, proses produksi, semuanya mandeg gegara malu mempromosikan. Kendala lain dalam menjalankan pemasaran offline adalah biaya yang lumayan besar. Misal, untuk membuat toko, kita butuh lahan, gedung, etalase, serta kelengkapan toko lainnya. Itu pun belum termasuk biaya promosi. Bisa jadi biaya kelengkapan toko lebih mahal dibandingkan dengan modal untuk memproduksi barang yang akan dijual. Wajar jika banyak yang bingung memulai usaha, karena usaha dengan cara konvensional memang memerlukan modal yang sangat besar. Walaupun demikian, bagi wirausahawan yang sudah betul-betul serius, tentu akan lebih baik jika memiliki tempat usaha (secara fisik).
Pemasaran Online
Saat ini, pemasaran online merupakan strategi pemasaran yang sangat prospektif. Gadget merupakan perangkat yang hampir tidak bisa dipisahkan dari tangan manusia. Begitu juga dikalangan pebisnis. Jarak, ruang, waktu, sudah bukan didinding penghalang untuk melakukan usaha lagi. Jam berapa pun bertransaksi, uang bisa dikirim melalui internet banking. Dimanapun lokasinya, bisa diakses oleh jasa pengiriman logistik. Mulai dari tingkat keamanan standar, hingga yang super ketat. Pangsa pasarnya pun tidak hanya masyarakat sekita, ibu-ibu se-RT, se-RW, se-Desa, se-Kecamatan. Melalui Pemasaran Online, calon konsumen kita berada diseluruh Indonesia. Bahkan, kalo ada bule yang pesan Bantalan Poles, warung ekonsul siap melayaninya (walaupun ternyata ngirimnya cuma beda kecamatan haha). Sebagai pengusaha cerdik, kita harus memanfaatkan pergeseran perdadaban ini, merubah ketergantungan manusia terhadap teknologi menjadi peluang bisnis.
Saya akan sedikit bercerita mengenai usaha yang saya lakukan. Saya memiliki sebuah usaha yang varian produknya sangat sedikit. Hanya 5 jenis produk, fungsinya sama, hanya beda ukuran. Bahan baku yang digunakan juga sama. Warnanya juga sama, hitam. Apakah itu? (kaya dora aja, ga usah dijawab! Cuma intermezo). Aktivitas bisnis yang saya lakukan adalah, membeli bahan baku, minta tolong tetangga untuk memproses bahan baku tersebut sampai 70%. Setelah selesai, finishing saya lakukan sendiri, sambil memantau pesanan online. Bisnis ini saya lakukan hanya melalui online. Ketika ada yang pesan, barang dipacking, kemudian saya kirim melalui jasa pengiriman. Uang tinggal ambil dari rekening. Rutinitas ini, hampir setiap hari saya lakukan. Dalam tengang waktu kurang lebih 30 hari, alhamdulullah uang yang diputar sekitar 5-7jt dengan keuntungan sekitar 70-80%. Bahkan kalo mau bohong, mungkin 10-20jt uang yang diputar. Itupun masih bisa diperbesar lagi jika saya berani total dalam bisnis ini mengingat masih minimnya pemain yang khusus bermain dalam produksi tools poles murmer di khasanah perbatu alian Indonesia.
Jika sebuah bisnis dilakukan dengan dasar rasa senang, baik itu karena hobi butuh duit, hobi mencari duit, hobi membuat produk, hobi mencari keuntungan, dikombinasikan dengan tahapan-tahapan bisnis yang baik, disentuh dengan strategi pemasaran yang tepat, walaupun cape, banyak waktu yang tersita, kita akan tetap bisa menikmati prosesnya. Apalagi menikmati hasilnya, pasti giraaaang dah. Bisnis itu soal mau kawan, ayo kita mulai berbisnis.