“aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia;”
Dimensi Aksiologis, terkait dengan aspek manfaat atau kegunaan ilmu. Nilai manfaat tersebut bisa dilihat baik dari sisi posifit maupun normatifnya. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Sisi normatif dari
aksiologi sebuah ilmu, erat kaitannya dengan unsur-unsur nilai, etika, dan moral. Karena itulah,
aksiologi dalam kamus besar bahasa Indonesia juga didefinisikan sebagai kajian tantang nilai, khususnya etika. Dalam sebuah penelitian,
dimensi aksiologis biasanya dituangkan pada bab terakhir karya ilmiah, dalam bentuk saran-saran dan atau rekomendasi hasil penelitian.
Contoh, dimensi aksiologis dari ilmu ekonomi syari’ah diantaranya adalah terciptanya hubungan yang harmonis antar makhluk, mulai dari manusia, alam, dan seluruh makhluk hidup yang ada didunia. Mengapa? Pertama, ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat teo-antroposentris. Yaitu ilmu pengetahuan yang berpusat pada pesan-pesan tuhal yang dituangkan melalui kitabnya (al Qur’an / ayat-ayat qauliyah) yang dipadukan dengan hasil kontemplasi manusia dari nilai-nilai kehidupan (ayat-ayat qauniyah). Proses kontemplasi ini, sebagian diantaranya berbentuk kajian-kajian ilmiah, melalui metode ilmiah, yang disinergikan dengan nilai-nilai ilahiyah. Bahasa sederhananya, ilmu Ekonomi Islam itu seperti simpulan pandangan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dipadukan dengan buku panduan hidup manusia berupa kitab suci Al Qur’an.